BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar organisai
beroprasi dalam suatu jaringan pasar lingkungan yang kompleks. Singkatnya pasar
adalah suatu mekanisme untuk pertukaran antara barang dan jasa tertentu. Selain
itu pula suatu organisasi selalu terkait dengan nama manajer karena suatu
organisasi tidakan akan manju tanpa didalamnya terdapat manajer dan
manajemennya. Di jaman dahulu pasar merupakan tempat fisik yang aktual dimana
pembeli dan penjual bertemu.
Disamping itu dengan pertumbuhan
internet berperan dalam mengubah sejumlah pasar dan oleh karena itu membuat
pembeli dan penjual semakin mudah untuk melakukan transaksi bisnis mereka dari
jarak jauh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajer ?
2. Bagaimana kaitan antara
organisasi dan manajer ?
3. Apa sajakah jenis-jenis manajer ?
4. Apa peranan dan keterampilan
manajer ?
5. Apa sajakah lingkungan organisasi
dan manajer ?
1.3 Metode
Penulisan
Metode penulisan makalah ini yaitu dengan metode
pustaka yaitu mengambil sumber-sumber atau referensi dari buku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manajer
dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen atau
kegiatan proses manejemen. Kegiatan perencanaan, perorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian disebut sebagai proses manejemen.[1]
Manajer
(manager) adalah seorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksakan proses
manajemen. Khusus, manajer adalah seseorang yang merencanakan dan membuat
keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber-sumber daya
manusia, finansial, fisik, dan informasi. Manajer dewasa ini dihadapkan dengan
berbagai situasi yang menarik dan menantang. Rata-rata, para esekutif bekerja
selama enam puluh jam seminggu, mengahdapi permintaan yang berlimpah atas
waktunya, dan menghadapi kompleksitas yang meningkat sebagai akibat dari
globalisasi, persaingan domestik, peraturan pemerintah, tekanan pemegang saham,
dan ketidakpastian yang berhubungan dengan internet. Pekerjaanya lebih
diperumit dengan cepatnya perubahan, gangguan yang tidak diharapkan, dan krisis
kecil maupun besar. Pekerjaan manajer tidak dapat diramalkan dan syarat dengan
tantangan, tapi juga dipenuhi peluang untuk membuat perbaikan yang berarti.[2]
2.2 Kaitan Antara Organisasi dengan Manajer
Sekarang
kita membicarakan bagaimana kaitan anta Manajemen dengan Organisasi. Kita perlu
mendefinisikan manejemen terlebih dahulu. Manejemen dapat didefinisikan melalui
banyak cara. marybParker Follet, salah satu tokoh ilmuan manajemen
mendefnisikan sebagai “ seni mencapai sesuatu melalui orang lain ” (the art of getting things done throuh the
others). Dengan definisi tersebut manajemen tdak bekerja sendiri, tetapi
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Manajer dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen
atau kegiatan proses manejemen. Kegiatan perencanaan, perorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian disebut sebagai proses manejemen.[3]
Bagan 1.1 Kaitan Antara Manajemen
dengan Organisasi
Proses
Manajemen
|
Perencanaan pengorganisasia pengarahan pengendalian
|
Input
sumberdaya
|
Tujuan, Efektif dan Efisien
|
Manejemen
menginginkan tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Dua kata yang semakin
penting sekarang ini. Dengan kata lain prestasi manajer diukur dari efektifitas
efisiensi dan pencapaian tujuan organisasi, tidak sekedar mencapai tujuan
organisasi. Dua kata tersebut dipopulerkan oleh Peter Drucker, penulis
manajemen yang paling laris. Menurut Drucker, efisiensi berarti mengerjakan
sesuatu dengan benar ( doing things right),
sedangka efektif adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the right things) . kita akan membicarakan lebih lanjut dua
pengertian tersebut.
Efisien adalah
kemampuan menggunakan sumberdaya dengan benar, tidak membuang-buang sumber daya
yang tidak perlu. Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar berita
perusahaan ingin melakukan efisiensi dengan memangkas biaya-biaya yang tidak
perlu. Penghematan dilakukan disemua lapis perusahaan. Barangkali pengertian
tersebut kurang jelas. Efisiesi akan lebih jelas kalau dikaitkan dengan konsep
perbandingan output- input. Output merupakan hasil atau keluaran dari
organisasi, dan input merupakan sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Organisasi yang efisien akan berusaha memaksimalkan rasio
output/input. Sebaliknya kalau rasio output/input semakin rendah perusahaan semakin
tidak efisien.
Efektifitas
adalah mengerjakan sesuatu yang benar. Suatu perusahaan barangkali efisien, tetapi
tidak efektif. Misal perusahaan mobil Amerika serikatdi tahun 1970-an,
memproduksi mobil dengan ukuran besar. Mereka barangkali bisa mengerjakan dengan
efisien, tetapi tidak efektif, karena permintaan terhadap mobil kecil, yang
hemat energi semakin banyak. Memproduksi mobil besar tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu memperoleh keuntungan. Efektivitas banyak berkaitan dengan
pencapaian tujuan, sejauh mana organisasi bisa mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Semakin dekat organisasi ke tujuannya, semakin efektif organisasi
tersebut. Efektivitas akan sangat menentukan kelangsungan organisasi.
Perusahaan harus efektif lebih dulu (mengerjakan sesuatu yang benar ), baru
kemudia berusaha mencapai efisiensi(mengerjakan sesuatu dengan benar)[4].
2.3
Jenis - Jenis Manajer
Mengelola pada Berbagai Tingkat yang Berbeda dalam Organisasi
Manajer dapat
dibedakan menurut tingkatan mereka dalam berorganisasi. Walaupun organisasi
besar biasanya memiliki beberapa tingkat manajemen (levels of management),
pandangan yang paling umum menyebutkan tiga tingkat yang mendasar : manajer
puncak, manajer menengah (atau manajer madya), dan manajer lini pertama.
Manajer
Puncak (top manager) merupakan kelompok kecil
esekutif yang mengelola keseluruhan organisasi. Jabatan yang berada dalam
kelompok ini termasuk presiden, wakil presiden, dan CEO (chief esekutif officer). Manajer puncak menciptakan tujuan
organisasi, strategi keseluruhan, dan kebijakan operasional. Mereka juga secara
resmi mewakili organisasi kelingkungan luar dengan menemui pejabat pemerintah,
esekutif perusahaan lain, dan pihak lainya. Isu manajemen kontemporer mengali
pertanyaan mengenai seberapa banyak seharusnya keterlibatan seorang CEO dalam
kegiatan sehari-hari perusahaan dibandingkan dengan keterlibatanya dalam
masalah yang ”besar”. Howard Scultz, CEO Starbucks, adalah seorang manajer
puncak, demikian juga Deidra Wager, wakil presiden senior bidang Operasi Ritel
dari perusahaan yang sama. Pekerjaan dari manajer puncak sangat kompleks dan
bervariasi. Manajer puncak membuat keputusan mengenai berbagai aktivitas seperti
akuisisi perusahaan lain, investasi dalam penelitian dan pengembangan, memasuki
atau mengabaikan berbagai pasar, dan membangun fasilitas pabrik dan kantor yang
baru. Mereka sering bekerja sampai larut malam dan menghabiskan waktu mereka
dalam berbagai rapat atau berbicara melalui telpon. Dalam banyak kasus ,
manajer puncak juga dibayar dengan gaji yang cukup tinggi. Bahkan manajer
puncak elit dari perusahaan besar kadang-kadang berpenghasilan jutaan dolar
setahun dalam bentuk gaji, bonus dan saham.[5]
Manajer
menengah atau
manajer madya (middle manager)
mungkin merupakan manajer yang paling banyak dalam sebagian besar organisasi.
Jabatan manajer menengah umumnya termasuk manajer pabrik, manajer operasional
dan kepala divisi. Manajer menengah terutama bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan kebijakan dan rencana yang dikembangkan oleh manajer puncak
serta untuk mengevaluasi (supervisi) dan mengkordinasikan aktivitas-aktivitas
dari manajer tingkat yang lebih rendah. Manajer pabrik, misalnya, menangani
manajemen persediaan, pengendalian kualitas, kegagalan peralatan, dan masalah
serikat pekerja yang kecil. Mereka juga mengkoordinasikan pekerjaan penyelia
(supervisor) dalam pabrik. Jason Hernandez, seorang manajer regional di
Starbuck yang bertanggung jawab atas operasi perusahaan di tiga negara bagian
daerah timur , adalah seorang manajer menengah.
Dewasa ini,
banyak organisasi telah merampingkan rentang manajer menengah untuk mengurangi
biaya dan menghilangkan birokrasi yang berlebihan. Akan tetapi, manajer
menengah tetap diperlukan untuk menghubungkan tingkat atas dan bawah dari
organisasi dan untuk mengimplementasikan strategi yang dikembangkan di atas.
Walau banyak organisasi ternyata dapat bertahan dengan sedikit manajer menengah,
manajer menengah yang tersisa memainkan peranan yang lebih penting dalam
menentukan seberapa sukses organisasi tersebut.[6]
Manajer
Lini Pertama (First-line
manager) mengawasi dan mengkoordinasikan karyawan. Jabatan yang bisa disandang
oleh manajer lini pertama adalah penyelia, koordinator, dan manjer kantor.
Posisi manajer seperti inilahyang sering pertama kali dipegang oleh karyawan
yang memasuki manajemen dari tingkat personil operasional. Mereka mengawasi
operasi sehari-hari tokonya, memepekerjakan karyawan operasional untuk
menangani tokonya, dan mengurusi tugas administrasi rutin lainya yang diminta
oleh perusahaan pusat. Dibandingkan dengar manajer puncak dan manajer menengah,
manajer lini-pertama biasanya menghabiskan sebagian besar waktu merekadengan
mengawasi pekerjaan bawahannya.[7]
Mengelola pada bidang yang Berbeda dalam Organisasi
[8]Terlepas dari tingkatan mereka, manajer dapat bekerja
pada berbagai bidang dalam suatu organisasi. Pada suatu perusahaan tertentu,
sebagai contoh, bidang manajemen (areas of management) dapat mencakup
pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, administrasi, dan bidang
lainnya.
Manajer
Pemasaran (marketing manager) bekerja di bidang
yang berhubungan dengan pemasaran berusaha mendapatkan konsumen dan klien untuk
membeli produk dan jasa organisasi. Bidang ini mencakup pengembangan produk
baru, promosi, dan distribusi. Mengingat pentingnya pemasaran untuk hampir
semua organisasi, mengembangkan manajer yang baik dalam bidang ini menjadi
sangat penting.
Manajer
Keuangan (financial manager) berurusan terutama
dengan sumber daya keuangan suatu organisasi. Mereka betanggung jawab untuk
aktivitas-aktivitas seperti akuntansi, manajemen kas, dan investasi. Dalam
beberapa perusahaan seperti pebankan dan asuransi, terdapat banyak manajer keuangan.
Manajer
Operasional (operation manager) berurusan dengan penciptaan dan pengelolaan
sistem yang menciptakan produksi dan jasa perusahaan. Tanggung jawab utama dari
manajer operasional termasuk dari pengendalian produksi, pengendalian
persediaan, pengendalian kualitas, tata letak pabrik, dan pemilihan lokasi.
Manajemen
Sumber Daya Manusia (human resource manager) bertanggung jawab untuk menerima dan mengembangkan
pegawai. Mereka biasannya menangani perencanaan sumber daya manusia, penerimaan
dan pemilihan karyawan, pelatihan dan pengembangan, perancangan sistem
kompensasi dan tunjangan, merumuskan sistem penilaian kinerja, dan mengeluarkan
pegawai yang tidak bekerja dengan baik atau pegawai yang bermasalah.
Manajemen
Administratif (administrative manager) atau manajer umum tidak berkaitan dengan keterampilan
dengan manajer tertentu. Manajer administratif cenderung bersifat umum; mereka
lebih akrab dengan semua bidang manajemen daripada berspesialisasi dalam satu
bidang.
2.4
Peran dan Keterampilan Manajerial
Tanpa
memandang tingkat dan bidang dalam suatu organisasi, semua manajer harus
memainkan peranan tertententu dan mempunyai keterampilan tertentu jika mereka
ingin sukses. Konsep suatu peran, dalam hal ini, serupa dengan perananseorang
aktor dalam suatu produksi teater. Seseorang malakukan beberapa hal tertentu,
menemukan beberapa kebutuhan dalam organisasi, dan memiliki tanggung jawab
tertentu.
Peran
Interpersonal terdapat tiga peran Interpersonal (interpersonal
roles) yang melekat pada pekerjaan manajer. Pertama, manajer sering
kali diminta untuk berfungsi sebagai kapala
figur (figurehead) mengajak tamu
untuk makan malam, mengahdiri upacara pemotongan pita, dan acara lain yang
sejenis. Aktivitas ini lebih bersifat seremonial dansimbolik dari pada
aktivitas subtantif. Manajer juga diminta untuk berperan sebagai pemimpin (leader) merekrut, melatih, dan
memotivasi karyawan. Seorang manajer yang secara formal atau tidak formal
menunjukan kepada bawahanya bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dan bagaimana cara untuk bekerja dalam situasi yang penuh dengan tekanan adalah
memimpin. Terakhir, manajer bisa
mendapat peranan sebagai penghubung
(liaison). Peranan ini termasuk sebagai koordinator atau penghubung antar
orang, kelompok atau organisasi. Sebagai contoh, perusahaan di industri
komputer mungkin menggunakan penghubung untuk memberi tahu perusahaan lain
mengenai rencana mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan Microsoft, misalnya
mampu menciptakan perangkat lunak yang dapat melakukan interface dengan printer
Hewlett-Packard ketika printer trsebut sedang dikembangkan. Dan pada waktu yang
sama, manajer di Hewlett-Packard juga mendapat masukan fitur-fitur Microsoft kedalam
printer yang mereka keluarkan.[9]
Peranan
Pemberi Informasi (information
roles) mengalir secara alami dari peran penghubung interpersonal yang
telah dibahas sebelumnya. Proses pelaksanaan dari peranan ini menempatkan
manajer pada suatu titik strategis untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi.
Peran pemberi informasi pertama adalah pengawasan
(monitor), seseorang yang aktif mencari informasi yang mungkin akan
berharga. Manajer bertanya kepada bawahanya, mau menerima informasiyang tidak
diminta, dan berusaha untuk selalu memperoleh informasi. Manjer juga merupakan seorang penyebar informasi (dissesminator),
mengirim kembali informasi yang relevan ke orang lain di tempat kerja. Ketika
peran sebagai pengawasdan penyebar informasi di pandang secara bersamaan,
manajer muncul sebagai seorang penghubung penting dalam rantai komunikasi
organisasi. Peranan pemberi informasi yang ketiga berfokus pada komunikasi eksternal.
Juru bicara (spokesperson) secara
formal memberi informasi kepada orng-orang di luar unit atau di luar
organisasi. Sebagai contoh, seorang manjer pabrik di Union Carbide Corp. Bisa
mengirimkan informasi kepada manajer puncak sehingga mereka dapat lebih
mengetahui informasi mengenai aktivitas pabrik. Manajer juga dapat mewakili
organisasi di hadapan dewan perdagangan atau kelompok konsumen. Walaupun
peranan sebagai juru bicara dan kepala figur adalah serupa, terdapat suatu
perbedaan mendasar diantara keduanya. Ketika seorang manajer bertindak sebagai
kepala figur, kehadiran manajer sebagai suatu simbol organisasilah yang menjadi
titik perhatian. Dalam peranan sebagai juru bicara, manajer membawa informasi
dan mengkomunikasikanya kepada orng lain secara formal.
Peran
Pengambil Keputusan peran
manajer sebagai pembawa informasi pada dasarnya mengarah pada peran pengambil keputusan (decisional roles). Informasi yang di
peroleh manajer sebagai hasil sebagai pelaksanaan peran sebagai pembawa
informasi memiliki dampak kepada keputusan penting yang di buat. Mitzberg
mengidentifikasi empat peranan pengambilan keputusan. Pertama, manajer memiliki
peran sebagai wirausahawan (entrepreneur), inisiator sukarela
terhadap perubahan. Seorang manajer di 3M Company mengembangakan ide untuk
Post-it Note Pad tapi harus “menjualnya” kepada manajer skeptis lainnya di
dalam perusahan. Peranan pengambilan keputusan kedua dimulai bukan oleh manajer
tapi oleh individu atau kelompok lain. Manajer melaksanakan peranya sebagai penengah keributan (disturbance handler) dengan
menangani masalah seperti pemogokan, pelanggaran hak cipta, atau masalah dalam
hubungan masyarakat atau citra perusahaan.
Peranan
pengambilan keputusan yang ketiga adalah
pengalokasi sumber daya (resources allocator). Sebagai pengalokasian sumber
daya, manajer memutuskan bagaimana sumber-sumber daya didistribusikan, dan
dengan siapa dia akan bekerja sangat dekat. Sebagai contoh, seorang manajer
mengalokasikan dana dalam anggaran operasi unit di antara anggota unit dan
proyek. Peran pengambilan keputusan yang keempat adalah perunding atau negosiator (negotiator). Dalam peranan ini manajer
melakukan perundingan dengan kelompok atau organisasi lain sebagai perwakilan
dari perusahaan. Sebagai contoh, manajer mungkin menegosiasikan kontrak serikat
kerja, persetujuan dengan konsultan, atau hubungan jangka panjang dengan
pemasok. Perundingan dapat terjadi secara internal dalam organisasi. Manajer
juga bisa, misalnya, menengahi keributan antara dua bawahan atau berunding dengan
departemen lain untuk memperoleh dukungan tambahan.[10]
2.5
Lingkungan Organisasi dan Manajer
[11]Untuk mengilustrasikan pentingnya lingkungan bagi suatu
organisasi, pikirkan analogi tentang seorang perenang yang menyebrangi sungai
yang lebar. Perenang tersebut harus mengukur besarnya arus, rintangan, dan
jarak sebelum melakukan hal tersebut. Jika elemen-elemen tersebut telah
dievaluasi dengan tepat, perenang akan tiba pada titik yang diharapkan di
sebrang sungai. Akan tetapi jika elemen-elemen tersebut tidak dipahami dengan
tepat, perenang mungkin akan sampai terlalu jauh di hulu atau di hilir sungai.
Organisasi adalah seperti seorang perenang, dan lingkungan adalah seperti
sungai. Oleh karena itu, seperti hal seorang perenang yang perlu memahami
kondisi air, organisasi harus memahami elemen-elemen dasar lingkunganya agar
dapat bermanuver di dalamnya dengan tepat. Secara lebih spesifik, suatu elemen
dari kunci manajemen yang efektif dalam suatu organisasi adalah menentukan
kecocokan yang ideal antara lingkungan dengan organisasi tersebut dan kemudian
bekerja untuk mencapai dan mempertahankan kecocokan tersebut. Untuk melakukan
hal tersebut, mula-mula manajer harus memahami hakikat lingkungan organisasi.
Lingkungan eksternal (external
environment) adalah segala
sesuatu diluar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinnya. Sebenarnya
terdapat dua lingkungan eksternal yang terpisah: lingkungan umum dan lingkungan
tugas. Lingkungan internal (internal
environment) suatu organisasi terdiri dari kondisi dan kekuatan yang
berada didalam organisasi. Tentu saja tidak semua bagian dari lingkungan ini
sama pentingnya untuk semua organisasi. Sebuah persekutuan yang terdiri daridua
orang, misalnya, tidak memiliki dewan direksi, sementara perusahaan publik
besar diharuskan oleh undang-undang harus memiliki dewan direksi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan ini sudah jelas bahwa Manajer
(manager) adalah seorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksakan proses
manajemen. Khusus, manajer adalah seseorang yang merencanakan dan membuat
keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber-sumber daya
manusia, finansial, fisik, dan informasi. Manajer dewasa ini dihadapkan dengan
berbagai situasi yang menarik dan menantang. Rata-rata, para esekutif bekerja
selama enam puluh jam seminggu, mengahdapi permintaan yang berlimpah atas
waktunya, dan menghadapi kompleksitas yang meningkat sebagai akibat dari
globalisasi, persaingan domestik, peraturan pemerintah, tekanan pemegang saham,
dan ketidakpastian yang berhubungan dengan internet. Pekerjaanya lebih
diperumit dengan cepatnya perubahan, gangguan yang tidak diharapkan, dan krisis
kecil maupun besar. Pekerjaan manajer tidak dapat diramalkan dan syarat dengan
tantangan, tapi juga dipenuhi peluang untuk membuat perbaikan yang berarti.
3.2 Daftar Pustaka
Mahmud M. Hanafi, Manejemen, Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN,1997
Ricky W.
Griffin, Manejemen, Jakarta : Erlangga, 2004
[3]
Mahmud M. Hanafi, Manejemen, (
Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN, 1997), hlm. 6.
[4]
Ibid : hlm. 8.
[5]
W. Griffin, Manejemen, (Jakarta :
Erlangga, 2004), hlm 13.
[6]
Ibid : hlm. 14.
[7]
Ibid : hlm. 15.
[8]
Ibid : hlm. 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar