Selasa, 14 April 2015

MAKALAH MANAJER DAN LINGKUNGANNYA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagian besar organisai beroprasi dalam suatu jaringan pasar lingkungan yang kompleks. Singkatnya pasar adalah suatu mekanisme untuk pertukaran antara barang dan jasa tertentu. Selain itu pula suatu organisasi selalu terkait dengan nama manajer karena suatu organisasi tidakan akan manju tanpa didalamnya terdapat manajer dan manajemennya. Di jaman dahulu pasar merupakan tempat fisik yang aktual dimana pembeli dan penjual bertemu.
Disamping itu dengan pertumbuhan internet berperan dalam mengubah sejumlah pasar dan oleh karena itu membuat pembeli dan penjual semakin mudah untuk melakukan transaksi bisnis mereka dari jarak jauh.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajer ?
2.      Bagaimana kaitan antara organisasi dan manajer ?
3.      Apa sajakah jenis-jenis manajer ?
4.      Apa peranan dan keterampilan manajer ?
5.      Apa sajakah lingkungan organisasi dan manajer ?   

1.3   Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini yaitu dengan metode pustaka yaitu mengambil sumber-sumber atau referensi dari buku.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manajer dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen atau kegiatan proses manejemen. Kegiatan perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan pengendalian disebut sebagai proses manejemen.[1]
Manajer (manager) adalah seorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksakan proses manajemen. Khusus, manajer adalah seseorang yang merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber-sumber daya manusia, finansial, fisik, dan informasi. Manajer dewasa ini dihadapkan dengan berbagai situasi yang menarik dan menantang. Rata-rata, para esekutif bekerja selama enam puluh jam seminggu, mengahdapi permintaan yang berlimpah atas waktunya, dan menghadapi kompleksitas yang meningkat sebagai akibat dari globalisasi, persaingan domestik, peraturan pemerintah, tekanan pemegang saham, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan internet. Pekerjaanya lebih diperumit dengan cepatnya perubahan, gangguan yang tidak diharapkan, dan krisis kecil maupun besar. Pekerjaan manajer tidak dapat diramalkan dan syarat dengan tantangan, tapi juga dipenuhi peluang untuk membuat perbaikan yang berarti.[2]

2.2 Kaitan Antara Organisasi dengan Manajer
Sekarang kita membicarakan bagaimana kaitan anta Manajemen dengan Organisasi. Kita perlu mendefinisikan manejemen terlebih dahulu. Manejemen dapat didefinisikan melalui banyak cara. marybParker Follet, salah satu tokoh ilmuan manajemen mendefnisikan sebagai “ seni mencapai sesuatu melalui orang lain ” (the art of getting things done throuh the others). Dengan definisi tersebut manajemen tdak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Manajer dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen atau kegiatan proses manejemen. Kegiatan perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan pengendalian disebut sebagai proses manejemen.[3]

Bagan 1.1 Kaitan Antara Manajemen dengan Organisasi
Proses Manajemen
Perencanaan   pengorganisasia            pengarahan     pengendalian
Input sumberdaya
Tujuan,  Efektif dan Efisien
 






Manejemen menginginkan tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Dua kata yang semakin penting sekarang ini. Dengan kata lain prestasi manajer diukur dari efektifitas efisiensi dan pencapaian tujuan organisasi, tidak sekedar mencapai tujuan organisasi. Dua kata tersebut dipopulerkan oleh Peter Drucker, penulis manajemen yang paling laris. Menurut Drucker, efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar ( doing things right), sedangka efektif adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the right things) . kita akan membicarakan lebih lanjut dua pengertian tersebut.
Efisien adalah kemampuan menggunakan sumberdaya dengan benar, tidak membuang-buang sumber daya yang tidak perlu. Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar berita perusahaan ingin melakukan efisiensi dengan memangkas biaya-biaya yang tidak perlu. Penghematan dilakukan disemua lapis perusahaan. Barangkali pengertian tersebut kurang jelas. Efisiesi akan lebih jelas kalau dikaitkan dengan konsep perbandingan output- input. Output merupakan hasil atau keluaran dari organisasi, dan input merupakan sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Organisasi yang efisien akan berusaha memaksimalkan rasio output/input. Sebaliknya kalau rasio output/input semakin rendah perusahaan semakin tidak efisien.
Efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar. Suatu perusahaan barangkali efisien, tetapi tidak efektif. Misal perusahaan mobil Amerika serikatdi tahun 1970-an, memproduksi mobil dengan ukuran besar. Mereka barangkali bisa mengerjakan dengan efisien, tetapi tidak efektif, karena permintaan terhadap mobil kecil, yang hemat energi semakin banyak. Memproduksi mobil besar tidak sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan. Efektivitas banyak berkaitan dengan pencapaian tujuan, sejauh mana organisasi bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Semakin dekat organisasi ke tujuannya, semakin efektif organisasi tersebut. Efektivitas akan sangat menentukan kelangsungan organisasi. Perusahaan harus efektif lebih dulu (mengerjakan sesuatu yang benar ), baru kemudia berusaha mencapai efisiensi(mengerjakan sesuatu dengan benar)[4].
2.3 Jenis - Jenis Manajer
Mengelola pada Berbagai Tingkat  yang Berbeda dalam Organisasi
Manajer dapat dibedakan menurut tingkatan mereka dalam berorganisasi. Walaupun organisasi besar biasanya memiliki beberapa tingkat manajemen (levels of management), pandangan yang paling umum menyebutkan tiga tingkat yang mendasar : manajer puncak, manajer menengah (atau manajer madya), dan manajer lini pertama.
Manajer Puncak (top manager) merupakan kelompok kecil esekutif yang mengelola keseluruhan organisasi. Jabatan yang berada dalam kelompok ini termasuk presiden, wakil presiden, dan CEO (chief esekutif officer). Manajer puncak menciptakan tujuan organisasi, strategi keseluruhan, dan kebijakan operasional. Mereka juga secara resmi mewakili organisasi kelingkungan luar dengan menemui pejabat pemerintah, esekutif perusahaan lain, dan pihak lainya. Isu manajemen kontemporer mengali pertanyaan mengenai seberapa banyak seharusnya keterlibatan seorang CEO dalam kegiatan sehari-hari perusahaan dibandingkan dengan keterlibatanya dalam masalah yang ”besar”. Howard Scultz, CEO Starbucks, adalah seorang manajer puncak, demikian juga Deidra Wager, wakil presiden senior bidang Operasi Ritel dari perusahaan yang sama. Pekerjaan dari manajer puncak sangat kompleks dan bervariasi. Manajer puncak membuat keputusan mengenai berbagai aktivitas seperti akuisisi perusahaan lain, investasi dalam penelitian dan pengembangan, memasuki atau mengabaikan berbagai pasar, dan membangun fasilitas pabrik dan kantor yang baru. Mereka sering bekerja sampai larut malam dan menghabiskan waktu mereka dalam berbagai rapat atau berbicara melalui telpon. Dalam banyak kasus , manajer puncak juga dibayar dengan gaji yang cukup tinggi. Bahkan manajer puncak elit dari perusahaan besar kadang-kadang berpenghasilan jutaan dolar setahun dalam bentuk gaji, bonus dan saham.[5]  
Manajer menengah atau manajer madya (middle manager) mungkin merupakan manajer yang paling banyak dalam sebagian besar organisasi. Jabatan manajer menengah umumnya termasuk manajer pabrik, manajer operasional dan kepala divisi. Manajer menengah terutama bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan dan rencana yang dikembangkan oleh manajer puncak serta untuk mengevaluasi (supervisi) dan mengkordinasikan aktivitas-aktivitas dari manajer tingkat yang lebih rendah. Manajer pabrik, misalnya, menangani manajemen persediaan, pengendalian kualitas, kegagalan peralatan, dan masalah serikat pekerja yang kecil. Mereka juga mengkoordinasikan pekerjaan penyelia (supervisor) dalam pabrik. Jason Hernandez, seorang manajer regional di Starbuck yang bertanggung jawab atas operasi perusahaan di tiga negara bagian daerah timur , adalah seorang manajer menengah.
Dewasa ini, banyak organisasi telah merampingkan rentang manajer menengah untuk mengurangi biaya dan menghilangkan birokrasi yang berlebihan. Akan tetapi, manajer menengah tetap diperlukan untuk menghubungkan tingkat atas dan bawah dari organisasi dan untuk mengimplementasikan strategi yang dikembangkan di atas. Walau banyak organisasi ternyata dapat bertahan dengan sedikit manajer menengah, manajer menengah yang tersisa memainkan peranan yang lebih penting dalam menentukan seberapa sukses organisasi tersebut.[6]
Manajer Lini Pertama (First-line manager) mengawasi dan mengkoordinasikan karyawan. Jabatan yang bisa disandang oleh manajer lini pertama adalah penyelia, koordinator, dan manjer kantor. Posisi manajer seperti inilahyang sering pertama kali dipegang oleh karyawan yang memasuki manajemen dari tingkat personil operasional. Mereka mengawasi operasi sehari-hari tokonya, memepekerjakan karyawan operasional untuk menangani tokonya, dan mengurusi tugas administrasi rutin lainya yang diminta oleh perusahaan pusat. Dibandingkan dengar manajer puncak dan manajer menengah, manajer lini-pertama biasanya menghabiskan sebagian besar waktu merekadengan mengawasi pekerjaan bawahannya.[7]  




Mengelola pada bidang yang Berbeda dalam Organisasi
[8]Terlepas dari tingkatan mereka, manajer dapat bekerja pada berbagai bidang dalam suatu organisasi. Pada suatu perusahaan tertentu, sebagai contoh, bidang manajemen (areas of management) dapat mencakup pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, administrasi, dan bidang lainnya.
Manajer Pemasaran (marketing manager) bekerja di bidang yang berhubungan dengan pemasaran berusaha mendapatkan konsumen dan klien untuk membeli produk dan jasa organisasi. Bidang ini mencakup pengembangan produk baru, promosi, dan distribusi. Mengingat pentingnya pemasaran untuk hampir semua organisasi, mengembangkan manajer yang baik dalam bidang ini menjadi sangat penting.
Manajer Keuangan (financial manager) berurusan terutama dengan sumber daya keuangan suatu organisasi. Mereka betanggung jawab untuk aktivitas-aktivitas seperti akuntansi, manajemen kas, dan investasi. Dalam beberapa perusahaan seperti pebankan dan asuransi, terdapat banyak manajer keuangan.
Manajer Operasional (operation manager)  berurusan dengan penciptaan dan pengelolaan sistem yang menciptakan produksi dan jasa perusahaan. Tanggung jawab utama dari manajer operasional termasuk dari pengendalian produksi, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas, tata letak pabrik, dan pemilihan lokasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (human resource manager) bertanggung jawab untuk menerima dan mengembangkan pegawai. Mereka biasannya menangani perencanaan sumber daya manusia, penerimaan dan pemilihan karyawan, pelatihan dan pengembangan, perancangan sistem kompensasi dan tunjangan, merumuskan sistem penilaian kinerja, dan mengeluarkan pegawai yang tidak bekerja dengan baik atau pegawai yang bermasalah.
Manajemen Administratif (administrative manager) atau manajer umum tidak berkaitan dengan keterampilan dengan manajer tertentu. Manajer administratif cenderung bersifat umum; mereka lebih akrab dengan semua bidang manajemen daripada berspesialisasi dalam satu bidang.

2.4 Peran dan Keterampilan Manajerial
Tanpa memandang tingkat dan bidang dalam suatu organisasi, semua manajer harus memainkan peranan tertententu dan mempunyai keterampilan tertentu jika mereka ingin sukses. Konsep suatu peran, dalam hal ini, serupa dengan perananseorang aktor dalam suatu produksi teater. Seseorang malakukan beberapa hal tertentu, menemukan beberapa kebutuhan dalam organisasi, dan memiliki tanggung jawab tertentu.
Peran Interpersonal  terdapat tiga peran Interpersonal (interpersonal roles) yang melekat pada pekerjaan manajer. Pertama, manajer sering kali diminta untuk berfungsi sebagai kapala figur (figurehead) mengajak tamu untuk makan malam, mengahdiri upacara pemotongan pita, dan acara lain yang sejenis. Aktivitas ini lebih bersifat seremonial dansimbolik dari pada aktivitas subtantif. Manajer juga diminta untuk berperan sebagai pemimpin (leader) merekrut, melatih, dan memotivasi karyawan. Seorang manajer yang secara formal atau tidak formal menunjukan kepada bawahanya bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan bagaimana cara untuk bekerja dalam situasi yang penuh dengan tekanan adalah memimpin.  Terakhir, manajer bisa mendapat peranan sebagai penghubung (liaison). Peranan ini termasuk sebagai koordinator atau penghubung antar orang, kelompok atau organisasi. Sebagai contoh, perusahaan di industri komputer mungkin menggunakan penghubung untuk memberi tahu perusahaan lain mengenai rencana mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan Microsoft, misalnya mampu menciptakan perangkat lunak yang dapat melakukan interface dengan printer Hewlett-Packard ketika printer trsebut sedang dikembangkan. Dan pada waktu yang sama, manajer di Hewlett-Packard juga mendapat masukan fitur-fitur Microsoft kedalam printer yang mereka keluarkan.[9]
Peranan Pemberi Informasi (information roles) mengalir secara alami dari peran penghubung interpersonal yang telah dibahas sebelumnya. Proses pelaksanaan dari peranan ini menempatkan manajer pada suatu titik strategis untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi. Peran pemberi informasi pertama adalah pengawasan (monitor), seseorang yang aktif mencari informasi yang mungkin akan berharga. Manajer bertanya kepada bawahanya, mau menerima informasiyang tidak diminta, dan berusaha untuk selalu memperoleh informasi. Manjer juga merupakan seorang penyebar informasi (dissesminator), mengirim kembali informasi yang relevan ke orang lain di tempat kerja. Ketika peran sebagai pengawasdan penyebar informasi di pandang secara bersamaan, manajer muncul sebagai seorang penghubung penting dalam rantai komunikasi organisasi. Peranan pemberi informasi yang ketiga berfokus pada komunikasi eksternal. Juru bicara (spokesperson) secara formal memberi informasi kepada orng-orang di luar unit atau di luar organisasi. Sebagai contoh, seorang manjer pabrik di Union Carbide Corp. Bisa mengirimkan informasi kepada manajer puncak sehingga mereka dapat lebih mengetahui informasi mengenai aktivitas pabrik. Manajer juga dapat mewakili organisasi di hadapan dewan perdagangan atau kelompok konsumen. Walaupun peranan sebagai juru bicara dan kepala figur adalah serupa, terdapat suatu perbedaan mendasar diantara keduanya. Ketika seorang manajer bertindak sebagai kepala figur, kehadiran manajer sebagai suatu simbol organisasilah yang menjadi titik perhatian. Dalam peranan sebagai juru bicara, manajer membawa informasi dan mengkomunikasikanya kepada orng lain secara formal.
Peran Pengambil Keputusan peran manajer sebagai pembawa informasi pada dasarnya mengarah pada peran pengambil keputusan (decisional roles). Informasi yang di peroleh manajer sebagai hasil sebagai pelaksanaan peran sebagai pembawa informasi memiliki dampak kepada keputusan penting yang di buat. Mitzberg mengidentifikasi empat peranan pengambilan keputusan. Pertama, manajer memiliki peran sebagai wirausahawan (entrepreneur), inisiator sukarela terhadap perubahan. Seorang manajer di 3M Company mengembangakan ide untuk Post-it Note Pad tapi harus “menjualnya” kepada manajer skeptis lainnya di dalam perusahan. Peranan pengambilan keputusan kedua dimulai bukan oleh manajer tapi oleh individu atau kelompok lain. Manajer melaksanakan peranya sebagai penengah keributan (disturbance handler) dengan menangani masalah seperti pemogokan, pelanggaran hak cipta, atau masalah dalam hubungan masyarakat atau citra perusahaan.
Peranan pengambilan keputusan yang ketiga adalah pengalokasi sumber daya (resources allocator). Sebagai pengalokasian sumber daya, manajer memutuskan bagaimana sumber-sumber daya didistribusikan, dan dengan siapa dia akan bekerja sangat dekat. Sebagai contoh, seorang manajer mengalokasikan dana dalam anggaran operasi unit di antara anggota unit dan proyek. Peran pengambilan keputusan yang keempat adalah perunding atau negosiator (negotiator). Dalam peranan ini manajer melakukan perundingan dengan kelompok atau organisasi lain sebagai perwakilan dari perusahaan. Sebagai contoh, manajer mungkin menegosiasikan kontrak serikat kerja, persetujuan dengan konsultan, atau hubungan jangka panjang dengan pemasok. Perundingan dapat terjadi secara internal dalam organisasi. Manajer juga bisa, misalnya, menengahi keributan antara dua bawahan atau berunding dengan departemen lain untuk memperoleh dukungan tambahan.[10]    

2.5 Lingkungan Organisasi dan Manajer
[11]Untuk mengilustrasikan pentingnya lingkungan bagi suatu organisasi, pikirkan analogi tentang seorang perenang yang menyebrangi sungai yang lebar. Perenang tersebut harus mengukur besarnya arus, rintangan, dan jarak sebelum melakukan hal tersebut. Jika elemen-elemen tersebut telah dievaluasi dengan tepat, perenang akan tiba pada titik yang diharapkan di sebrang sungai. Akan tetapi jika elemen-elemen tersebut tidak dipahami dengan tepat, perenang mungkin akan sampai terlalu jauh di hulu atau di hilir sungai. Organisasi adalah seperti seorang perenang, dan lingkungan adalah seperti sungai. Oleh karena itu, seperti hal seorang perenang yang perlu memahami kondisi air, organisasi harus memahami elemen-elemen dasar lingkunganya agar dapat bermanuver di dalamnya dengan tepat. Secara lebih spesifik, suatu elemen dari kunci manajemen yang efektif dalam suatu organisasi adalah menentukan kecocokan yang ideal antara lingkungan dengan organisasi tersebut dan kemudian bekerja untuk mencapai dan mempertahankan kecocokan tersebut. Untuk melakukan hal tersebut, mula-mula manajer harus memahami hakikat lingkungan organisasi.
Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu diluar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinnya. Sebenarnya terdapat dua lingkungan eksternal yang terpisah: lingkungan umum dan lingkungan tugas. Lingkungan internal  (internal environment) suatu organisasi terdiri dari kondisi dan kekuatan yang berada didalam organisasi. Tentu saja tidak semua bagian dari lingkungan ini sama pentingnya untuk semua organisasi. Sebuah persekutuan yang terdiri daridua orang, misalnya, tidak memiliki dewan direksi, sementara perusahaan publik besar diharuskan oleh undang-undang harus memiliki dewan direksi.  



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini sudah jelas bahwa Manajer (manager) adalah seorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksakan proses manajemen. Khusus, manajer adalah seseorang yang merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber-sumber daya manusia, finansial, fisik, dan informasi. Manajer dewasa ini dihadapkan dengan berbagai situasi yang menarik dan menantang. Rata-rata, para esekutif bekerja selama enam puluh jam seminggu, mengahdapi permintaan yang berlimpah atas waktunya, dan menghadapi kompleksitas yang meningkat sebagai akibat dari globalisasi, persaingan domestik, peraturan pemerintah, tekanan pemegang saham, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan internet. Pekerjaanya lebih diperumit dengan cepatnya perubahan, gangguan yang tidak diharapkan, dan krisis kecil maupun besar. Pekerjaan manajer tidak dapat diramalkan dan syarat dengan tantangan, tapi juga dipenuhi peluang untuk membuat perbaikan yang berarti.
3.2 Daftar Pustaka  
Mahmud M. Hanafi, Manejemen,  Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN,1997

Ricky W. Griffin, Manejemen, Jakarta : Erlangga, 2004






[1] Mahmud M. Hanafi, Manejemen, ( Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN, 1997), hlm. 7.
[2] Ricky W. Griffin, Manejemen, (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm 8.
[3] Mahmud M. Hanafi, Manejemen, ( Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN, 1997), hlm. 6.
[4] Ibid : hlm. 8.
[5] W. Griffin, Manejemen, (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm 13.
[6] Ibid : hlm. 14.
[7] Ibid : hlm. 15.
[8] Ibid : hlm. 16.
[9] Ibid : hlm. 17.
[10] Ibid: hlm.18.
[11] Ibid: hlm. 68.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar