Selasa, 14 April 2015

DESAIN ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebagian besar organisai beroprasi dalam suatu jaringan pasar lingkungan yang kompleks. Singkatnya pasar adalah suatu mekanisme untuk pertukaran antara barang dan jasa tertentu. Selain itu pula suatu organisasi selalu terkait dengan nama manajer karena suatu organisasi tidakan akan manju tanpa didalamnya terdapat manajer dan manajemennya. Di jaman dahulu pasar merupakan tempat fisik yang aktual dimana pembeli dan penjual bertemu.
Disamping itu dengan pertumbuhan internet berperan dalam mengubah sejumlah pasar dan oleh karena itu membuat pembeli dan penjual semakin mudah untuk melakukan transaksi bisnis mereka dari jarak jauh.
Selain itu pula dalam organisasi terdapat fungsi Pengorganisasian. Dalam makalah ini penulis mencoba sedikit membahas tentang fungsi Pengorganisasian organisasi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Definisi struktur organisasi ?
2.      Bagaimana desain Organisasi Umum ?
3.      Bagaimana Struktur Organisasi
4.      Faktor yang menyebabkan perbedaan struktur organisasi ?

1.3  Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini yaitu dengan metode pustaka yaitu mengambil sumber-sumber atau referensi dari buku dan internet.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Struktur Organisasi
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketiak akan mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :
  1. Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri
  2. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama
  3. Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
  4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif
  5. Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
  6. Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi dilakukan.
  7. Rentang kendali adalah
2.2 Desain Organisasi Umum
2.2.1 Struktur Sederhana (simple structure)
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama.
Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban (overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.
2.2.2 Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara efisien. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen fungsional menghasilkan skala ekonomi, duplikasi yang minim pada personel dan perlatan, dan karyawan memiliki kesempatan untuk berbicara “dengan bahasa yang sama” di antara rekan-rekan sejawat mereka.
Sedangkan kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur dengan jelas cara penyelesaiannya. Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru, struktur birokrasi menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
2.2.3 Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis , yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi.
Sedangkan kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran.
Karakteristik struktur matrik ia mematahkan konsep kesatuan komando. Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua atasan (misal manajer produksi dan manajer fungsional).
Kelemahan utama dari struktur matrik adalah sering menyebabkan kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena ada ambiguitas peran sekaligus dapat menciptakan konflik.
2.3 MODEL-MODEL STRUKTUR
2.3.1 Model Mekanistik
  1. Mechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
  2. Mostly Mechanistic. Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut
2.3.2 Model Organik
  1. Organic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
  2. Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN STRUKTUR ORGANISASI
  1. Strategi. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti strategi
  2. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
  3. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
  4. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.





















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
3.2 Daftar Pustaka



MAKALAH MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen sumberdaya menjadi semakin penting dalam suatu organisai. Peranan yang semakin penting tersebut disebabkan antara lain karena perubahan pandangan terhadap karyawan. Kalau dulu karyawan dianggap sebagai salah satu faktor produksi, seperti mesin, dimana biaya produksi termasuk gaji karyawan cenderung di tekan untuk mendorong efisiensi, maka pandangan yang lebih populer saat ini menganggap karyawan sebagai salah satu partner  untuk mencapai tujuan organisasi.
Akio Morita, pendiri perusahaan Sony, perusahaan elektronik jepang yang sangat sukses, berpendapat bahwa perlakuan perusahaan jepang terhadap karyawannya merupakan kunci sukses perusahaan jepang. Salah satu misi manajer perusahaan jepang adalah mengembangkan hubungan yang sehat dengan karyawan, menciptakan kekeluargaan dalam perusahaan, mengembangkan perasaan bahwa manajer dengan karyawan mempunyai nasib atau ditakdirkan menjadi bersama. Karyawan diperlakukan sebagai kolega, bukan sebagai alat untuk mencapai keuntungan yang akan diberikan ke investor. Sebagai balasanya, perusahaan mengharapkan karyawan menjadi loyal terhadap organisasi. Karyawan merupakan aset penting untuk mencapai tujuan organisasi.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ruang lingkup manajemen sumberdaya manusia?
2.      Apa sajakah pengertian MSDM menurut para ahli?
3.      Bagaimana peranan strategis manajemen sumberdaya manusia?
4.      Bagaimana pengaruh-pengaruh lingkungan pada MSDM?
5.      Apa peraturan undang-undang menurut federal MSDM?
6.      Bagaimana proses sumberdaya manusia
7.      Apa saja perencanaan sumberdaya manusia?
8.      Bagaimana penarikan kerja bisa terjadi?
9.      Proses Seleksi?
10.  Apa itu promosi,demosi,tranfer dan pemutusan kerja?  

1.3. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini yaitu dengan metode pustaka yaitu mengambil sumber-sumber atau referensi dari buku dan internet.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) mengarah pada desain dan aplikasi sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan secara efektif dan efisiensi dari bakat manusia untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional, hal ini meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menarik, mengembangkan, dan memelihara angkatan kerja.
Selain perusahaan barang dan jasa sumber daya manusia juga sangat pentingnya untuk organisasi-organisasi pemerintahan dan nirlaba. Sebagai contoh, sekolah-seolah umum di AS sedang menghadapi masalah kekurangan guru yang parah. Direktur-direktur SDM berusa keras mencari kandidat bagi sekitar 2,2 juta lowongan tenaga guru untuk satu dekade kedepan.
Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan kunci dalam menemukan dan mengembangkan orang-orang dalam organisasi sebagai sumber daya manusia yang berkontibusi dan secara langsung memengaruhi keberhasilan perusahaan. Dan lebih dari satu dekade yang lalu, manajemen sumber daya manusia telah menanggalkan kesan “personalia”-nya yang lama dan mendapat pengakuan sebagai pemain penting dalam strategis koorporasi. Penelitian menemukan bahwa manajemen sumber daya manusia yang efektif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasional, termasuk produktivitas karyawan yang lebih tinggi, dan kinerja finasial yang kuat. Personel sumber daya manusia dianggap sebagai pemain kunci dalam tim manajemen. Selain itu organisasi-organisasi sekarang yang memiliki struktur lebih datar sering kali mengharuskan manajer di seluruh organisasi untuk berperan aktif dalam manajemen sumber daya manusia. Aktivitas-aktivitas yang tadinya dijalankan oleh profesional-profesional MSDM, seperti merekrut dan memilih personel yang tepat, mengembangkan program pelatihan yang efektif, atau menciptakan sistem penilaian kinerja yang baik, harus dapat dilakukan oleh manajer-manajer di seluruh organisasi. Jadi, seluruh manajer harus mempunyai keterampilan dalam dasar-dasar manajemen sumber daya manusia.[1]
Manajemen sumberdaya menjadi semakin penting dalam suatu organisai. Peranan yang semakin penting tersebut disebabkan antara lain karena perubahan pandangan terhadap karyawan. Kalau dulu karyawan dianggap sebagai salah satu faktor produksi, seperti mesin, dimana biaya produksi termasuk gaji karyawan cenderung di tekan untuk mendorong efisiensi, maka pandangan yang lebih populer saat ini menganggap karyawan sebagai salah satu partner  untuk mencapai tujuan organisasi.[2]

2.2. Pengertian MSDM Menurut Para Ahli
v  Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
v  Menurut Henry Simamora.
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
v  Menurut Achmad S. Rucky.
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.
v  Menurut Mutiara S. Panggabean.
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja.
Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

2.3. Peranan Strategis Dari Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendekatan strategis pada manajemen sumber daya manusia mempunyai tiga elemen kunci:
v  Pertama, seperti baru pertama kita diskusikan, semua manajer adalah manajer sumber daya manusia. Sebagai contoh, di IBM setiap manajer diharapkan memberikan perhatian pada perkembangan dan kepuasan dari bawahan. Manajer-manajer lini menggunakan survei, perencanaan karier, penilaian kinerja, dan kompensansi untuk mendorong komitmen pada IBM.
v  Kedua, karyawan dilihat sebagai aset. Karyawan-karyawan, bukan gedung-gedung dan mesin, yang memberikan sebuah keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Bagaimana sebuah perusahaan mengatur angkatan kerjanya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam mempertahankan keberhasilan kompetitif.
v  Ketiga, Manajemen sumber daya manusia adalah sebuah proses penyesuaian, mengintegrasikan strategi dan tujuan organisasi dengan pendekatan yang benar dari pengaturan sumber daya manusia perusahaan.
Beberapa dari isu strategis masa kini yang menjadi perhatian khusus para manajer meliputi upaya untuk menjadi lebih kompetitif secara global, meningkatkan kualitas, produktivitas, dan pelayanan pelanggan, melaksanakan merger dan akusisi, serta penetapan teknologi informasi baru e-bussines .keseluruhan keputusan strategis ini menentukan kebutuhan perusahaan akan keterampilan dan karyawan yang sesuai.[3]     



Strategis Perusahaan
Ilustrasi :                                               
                                                                       

Menarik Angkatan Kerja yang Efektif:
1.      Perencanaan MSDM
2.      Analisis Pekerjaan
3.      Peramalan
4.      Rekrutmen
5.      Pemilihan

Mengembangkan Angkatan Kerja yg Efektif:
1.      Pelatihan
2.      Perkembangan
3.      Penilaian

Memelihara Angkatan Kerja yg Efektif:
1.      Upah dan gaji
2.      Tunjangan/imbalan kerja
3.      Hubungan-hubungan pekerjaan
4.      Pemutusan hubungan kerja
 








                                                   





2.4. Pengaruh-Pengaruh Lingkungan Pada MSDM
“ Kekuatan kita adalah kualitas dari orang-orang kita “
“ Orang-orang kita adalah sumber daya kita yang paling penting ”
Peryataan-peryataan yang sering di ulang-ulang oleh para eksekutif ini menekankan pentingnya MSDM. Manajer- manajer sumber daya manusia harus menemukan, merekrut, melatih, membingbing, dan mempertahankan orang-orang terbaik. Tanpa personel yang tepat, ide atau tren manajemen yang paling cemerlang sekalipun entah itu tim virtual, e-bussines, telekomuting, (pekerja yang lokasi kerjanya tidak terikat dari kantor atau di satu tempat, red), atau kompensasi fleksibel akan menemui kegagalan. Selain itu, ketika karyawan merasa tidak dihargai, biasanya mereka tidak bersedia memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan sering kali meninggalkan perusahaan untuk menemukan lingkungan kerja yang lebih mendukung. Untuk alasan inilah, penting bagi para eksekutif sumber daya manusia untuk terlibat dalam strategi kompetitif. Eksekutif sumber daya manusia juga menerjemahkan peraturan perundang-undangan federal dan merespon sifat karier dan hubungan kerja pada perubahan.
2.4.1. Strategis Kompetitif
MSDM berkontribusi langsung pada hal yang mendasar melalui apresiasinya bahwa aset manusia dan organisasilah, yaitu orang-orangnya, yang berhasil atau gagal untuk memenuhi tujuan-tujuan strategis. Untuk menjaga daya saing perusahaan, MSDM telah berubah dalam tiga hal pokok: berfokus pada pembangunan modal manusia, mengembangkan strategi-strategi SDM global, dan menggunakan teknologi informasi.
a.       Membangun Modal Manusia
Modal manusia (human capital) adalah nilai ekonomis dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan kemampuan dari karyawan. Saat ini, lebih dari sebelum-sebelumnya, keputusan-keputusan strategis dihubungkan dengan pertimbangan-pertimbangan sumber daya manusia. Sebagai contoh, dalam ekonomi yang berbasis informasi dan pengetahuan, kesuksesan tergantung pada kemampuan sebuah organisasi untuk mengelola modal manusia.
b.      Globalisasi
Isu lainnya untuk organisasi-organisasi saat ini adalah bersaing secara global, yang memberikan tantangan baru yang sangat besar untuk manajemen sumber daya manusia. Sebagian besar perusahaan masih dalam tahap awal pengembangan kebijakan, struktur, dan pelayanan MSDM yang efektif yang sanggup merespons kenyataan globalilasasi saat ini. Dalam sebuah studi atas lebih dari 200 perusahaan global, termasuk Eli Lily, PPG Industries, dan UPS, para manajer melaporkan bahwa tantangan terbesar untuk MSDM adalah pengembangan dan pelatihan kepemimpinan untuk area internasional. Keberhasilan dalam strategi-strategi bisnis global sangat erat hubungannya dengan efektivitas strategi-strategi global MSDM dari organisasi.
c.       Teknologi Informasi
Informasi sumber daya manusia adalah (human resource information system) adalah sistem komputer terintegrasi yang didesain untuk menyediakan data dan informasi yang digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan SDM. Teknologi ini sangat membantu MSDM untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam hal ini dan lainnya. Penggunaan yang paling mendasar dalam otomatisasi gaji dan aktivitas-aktivitas manfaat. Program-program peranti lunak baru dan penyedia layanan sumberdaya manusia berbasis Web seperti ManCom Team Inc. (www.mancom.com), bahkan telah memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengotomatisasi hampir seluruh fungsi sumber daya manusia, dari merekrut dan memperkerjakan, orientasi dan pelatihan, sampai administrasi daftar gaji dan imbala kerja lainya.

2.5. Peraturan Perundangan-undangan Federal
Dalam 40 tahun terakhir, beberapa undang-undang federal AS telah dikeluarkan untuk memastikan kesetaraan kesempatan dalam pekerja(equal employment opportunity-EEO). Tujuan undang-undang itu adalah untuk menghentikan praktik-praktik diskriminatif yang tidak adil pada kelompok-kelompok tertentu dan menentukan agen-agen untuk menegakan hukum-hukum tersebut. Peraturan perundangan-undangan  EEO mencoba menyeimbangkan gaji yang diterima laki-laki dan perempuan; menyediakan kesempatan mendapatkan pekerjaan yang sama tanpa memandang ras, agama, kebangsaan, dan jenis kelamin. Memastikan perlakuan yang adil untuk karyawan dari semua umur dan mencegah diskriminasi pada individu-individu penyandang cacat.[4]
2.6. Proses Sumberdaya Manusia
Proses sumberdaya manusia dimana bermula dari perencanaan, penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, evaluasi prestasi, dan promosi atau demosi. Proses ini selalu terjadi berulang-ulang tanpa terkecuali.
Proses perencanaan sumberdaya bertujuan menjamin terpenuhinya kebutuhan sumberdaya manusia organisasi. Perencanaan tersebut dilakukan dengan menganalisis faktor internal, seperti kebutuhan sumberdaya, dan faktor eksternal, seperti pasar tenaga kerja. Setelah perencanaan dilakukan, organisasi akan mengetahui tenaga kerja yang dibutuhkan dengan tingkat kemampuan atau keterampilan yang tertentu. Rekrutmen dilakukan untuk mengisi kebutuhan tersebut. Setelah penarikan dilakukan, organisasi dapat melakukan seleksi untuk memilih tenaga kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi. Bagi tenaga kerja yang tepilih, sosialisasi dilakukan agar tenaga kerja berintegrasi dengan organisasi dengan lancar. Pendatang baru tersebut diperkenalkan dengan “seluk beluk” organisasi. Untuk meningkatkan efektivitas suatu organisasi, tenaga kerja dapat ditingkatkan kemampuanya melalui pelatihan atau pengembangan. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, misal pelatihan komputer akan meningkatkan keterampilan penggunaan komputer. Pengembangan bertujuan menyiapkan karyawan untuk promosi. Evaluasi prestasi membandingkan prestasi karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Evaluasi tersebut menjadi basis penghargaan terhadap prestasi karyawan. Karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik perlu dihargai lebih baik pula. Karyawan yang baik pula perlu dikembangkan melalui karir yang semakin baik. Promosi diberikan pada karyawan yang mempunyai prestasi yang baik. Karyawan yang tidak berprestasi dapat diturunkan prestasinya (demosi) atau dipindahkan ke posisi lain (tranfer) atau dipisah (separation) dalam arti pemberhentian hubungan kerja (PHK).[5] 
2.7. Perencanaan Sumberdaya Manusia
Kebutuhan akan perencanaan tenaga kerja kadang-kadang tidak begitu jelas. Teapi perencanaan yang baik akan menurunkan biaya organisasi. Sebagai contoh, organisai mendatangkan mesin baru. Apabila tidak ada perencanaan tenaga kerja, pada waktu mesin datang, tidak ada karyawan yang mampu menjalankan mesin tersebut. Karena itu mesin itu akan di biarkan menganggur sampai tenaga kerja yang ada sekarang ini siap menjalankan mesin tersebut, atau sampai tenaga kerja yang ditarik dari luar datang di organisasi. Mesin yang menganggur jelas merupakan biaya yang tidak seharusnya terjadi, apabila ada perencanaan tenaga kerja yang baik.[6]
2.7.1. Analisis Situasi Tenaga Kerja
Perencanaan dimulai dari analisis ketenagakerjaan organisasi saat ini. Analisis yang sistematis tersebut mencakup dua hal: deskripsi kerja dan spesifikasi kerja. Deskripsi kerja menjelaskan tugas atau kerja yang akan dilakukan, sedangkan spesifikasi kerja mencakup keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut. Setelah memahami suasana ketenagakerjaan yang ada sekarang ini, manajer harus mempertimbangkan dua hal: (1) rencana(termasuk rencana strategis organisasi di masa mendatang (2) lingkungan eksternal organisasi.
Organisasi melakukan perencanaan. Perusahaan yang berkembang akan merencanakan peluasan organisasi, yang berarti membutuhkan tenaga kerja yang lebih besar. Jika perusahaan merencanakan penggabungan usaha (merjer) dengan perusahaan lain, maka kemungkinan besar perusahaan akan memberhentikan sebagian tenaga kerja. Pemberhentian dilakukan biasa dilakukan pada waktu merje, karena merjer akan menghapuskan duplikasi aktivitas organisasi. Rencana organisasi semacam itu akan menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Disamping itu lingkungan eksternal perlu di perhatikan. Jika pemerintah menekan pengangguran, perusahaan tidak dapat dengan mudah memberhentikan tenaga kerja. Pada situasi tertentu, supply tenaga kerja yang terampil akan sangat kurang. Dulu tenaga kerja akuntan dirasakan sangat kurang sehingga permintaan terhadap akuntan menjadi tinggi. Perusahaan harus menawarkan gaji yang tinggi terhadap akuntan. Supply programer yang sangat baik kurang. Perusahaan dapat melatih karyawan yang ada atau menarik tenaga kerja untuk didik menjadi programer apabila perusahaan menginginkan tenaga kerja programer dengan cepat.[7]
2.7.2. Peramalan Kebutuhan Tenaga Kerja
Setelah melakukan analisis tersebut, manajer dapat melakukan peramalan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Meliputi jumlah, tipe, kualitas yang diperlukan. Job deskripsi dan spesifikasi dapat diperinci lebih lanjut. Manjer dapat menggunakan model yang cukup kompleks untuk merencanakan kebutuhan tersebut. Teknik yang cukup sederhana adalah dengan mengamati penjualan. Jika penjualan naik, yang berarti organisasi menjadi semakin besar, analisis dapat dilakukan untuk menentukan berapa tenaga kerja baru yang dibutuhkan dan jenis kerja apa yang perlu ditambah.

2.8. Penarikan Tenaga Kerja
[8]Setelah kebutuhan kerja dapat diperkirakan, manajer kemudian melakukan penarikan tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai proses menarik tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi untuk melamar kerja di organisasi. Manajer mulai proses rekrutmen dengan mengingat deskripsi kerja dan spesifikasi kerja. Spesifikasi kerja kemudian menjadi standar kualifikasi rekrutmen. Penarikan kerja dapat dilakukan dengan melalui dua cara:
2.8.1. Internal
Melalui cara internal, calon pengisi posisi tertentu dicari dan diseleksi dari tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara semacam ini mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi dengan baik, sehingga tahap penyesuaian menjadi lebih mudah dan kemunngkinan berhasil lebih tinggi. Kedua, cara semacam itu mendorong semangat kerja,loyalitas, dan komitmen kerja yang semakin tinggi. Ketiga, biasanya cara rekrutmen internal lebih murah dibandingkan dengan penarikan eksternal. Penarikan internal juga mempunyai keuntungan karena apabila satu orang dipromosikan, maka akan terjadi promosi berantai untuk jabatan-jabatan dibawahnya. Kelemahan penarikan internal antara lain: kemungkinan terbatasnya tenaga kerja yang potensial didalam organisasi, kurang ide baru yang segar yang biasanya datang dari pendatang baru, dan kemungkinan mendorong rasa puas diri pada tenaga kerja yang ada yang tidak mendorong prestasi yang lebih lanjut. Penarikan internal dapat dilakukan melalui sistem informasi tenaga kerja yang ada dalam organisasi, atau melaui bagan pergantian untuk tingkat manjemen yang lebih tinggi.
2.8.2. Eksternal
Penarikan kerja eksternal berusa menarik calon tenaga kerja dari luar organisasi. Manajer dapat mengiklankan posisi pekerjaan yang lowong melaui surat kabar atau majalah. Manajer juga dapat langsung menarik tenaga kerja melalui universitas yang akan menghasilkan lulusan yang dikehendaki. Proses penarikan dapat mnejadi mahal terutama karena banyak tenaga kerja baru yang meninggalkan organisasi setelah kerja satu atau dua tahun. Organisasi akan rugi investasi pelatihan pada tenaga kerja tersebut. Untuk manjer tingkat menengah, penarikan dapat dilakukan melalui surat kabar atau majalah, atau melalui biro pencarian eksekutif (executif hunter).    


2.9. Seleksi
[9]Seleksi ditunjukan untuk memilih tenaga kerja yang diinginkan. Idealnya seleksi merupakan proses dua arah: organisasi menawarkan posisi kerja dengan imbalanya, sedangkan calon tenaga kerja mengevaluasi organisasi dan daya tarik posisi serta imbalan yang ditawarkan. Dalam kenyataanya proses seleksi belum ditentukan oleh kekuatan tawar-menawar antara organisasi dengan calon tenaga kerja.
Bagan Proses Seleksi:
Lamaran Kerja
Wawancara Awal
Tes
Evaluasi Latar Belakang Calon Tenaga Kerja

Wawancara Mendalam
Penawaran Kerja
Tes Kesehatan/Fisik
 




















2.10. Sosialisasi
Setelah tenaga kerja di terima di organisasi, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah sosialisasi. Karyawan baru diperkenalkan mengenai organisasi, kebijakan, prosedur atau aturan yang berlaku, sejarah, misi organisasi, teman kerja, dan informasi lain yang relevan. Dengan sosialisasi, karyawan baru diharapkan dapat berintegrasi secara lancar dengan organisasinya. Karyawan baru biasanya merasa cemas pada pertama kali masuki organisasi. Barangkali ia merasa kurang berpengalaman dibanding dengan mereka yang sudah masuk organisasi lebih dulu (senior), atau merasa tidak pasti dengan prestasinya sesudah ia masuk organisasi. Sosialisasi atau orientasi diharapkan dapat mengurangi perasaan ketidakpastian semacam itu.[10]
2.11. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan ditunjukan untuk menjaga dan meningkatkan prestasi kerja saat ini, sementara pengembangan ditunjukan untuk meningkatkan prestasi saat ini dan masa mendatang. Baik manajer maupun non-manjer akan mengalami pelatihan atau pengembangan, meskipun dengan cara yang berbeda-beda. Karyawan non-manajer barangkali akan lebih banyak memperoleh pelatihan teknis yang bertujuan meningkatkan keterampilan teknisnya, sementara manajer akan lebih banyak memperoleh pelatihan untuk meningkatkan kemampuan konseptual dan hubungan manusiawi (human relation). [11]
2.12. Evaluasi dan Modifikasi Pelatihan
Pelatihan yang baik memerlukan evaluasi sebagai feedback untuk pelatihan selanjutnya. Jika diperlukan, modifikasi dapat dilakukan agar pelatihan masa mendatang menjadi lebih efektif.diharapkan bekal yang diperoleh dari latihan dapat diterapkan dalam suasana kerja. Tetapi dalam kenyataan situasi ini jarang terjadi. Karena sesuatu hal, bekal yang diperoleh tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam situasi kerja. Sebagai contoh: pelatihan manajemen partisipatif tidak akan diterapkan sepenuhnya apabila setelah kembali bekerja, manajer yang membawahi peserta pelatihan ternyata lebih otoriter. Agar pelatihan lebih menjadi efektif, diperlukan komitmen manajemen puncak dalam pelatihan.[12]
2.13. Promosi, Demosi, Tranfer, dan Pemberhentian Kerja
Jika karyawan mempunyai prestasi yang baik, maka karyawan tersebut perlu diakui prestasinya. Karier karyawan tersebut perlu dikembangkan, dan salah satu bentuk pengembangan karier tersebut adalah dengan melalui promosi. Dengan promosi, karyawan akan memperoleh posisi, prestise, gaji, atau wewenang dan tanggung jawab lebih tinggi. Promosi dengan demikian harus didasarkan pada pertimbangan yang adil. Masalah lain dalam promosi adalah karyawan yang lain yang dilangkahi. Karyawan tersebut akan merasa frustasi atau tidak puas karena dilangkahi.
Tranfers berati pemindahan kerja, baik dalam arti lokasi maupun jenis pekerjaan. Tranfers memiliki beberapa manfaat. Pertama, jika tangga karier dalam organisasi sudah “mentok” (tidak dapat naik lagi), tranfer bermanfaat untuk menjaga semangat kerja dan motivasi karyawan yang tidak dapat dipromosikan karena tidak ada posisi yang lowong. Dalam suatu organisasi yang baik, akan banyak manajer yang berprestasi sangat baik. Tetapi perubahan organisasi tidak sering terjadi, sehingga tidak ada lowongan untuk posisi yang lebih tinggi. Dalam situasi ini, tranfer dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Alternatif lain, yang lebih mahal, adalah menciptakan posisi tinggi yang lebih lebih banyak. Kedua, tranfer berfungsi untuk meluaskan pandangan atau pengalaman kerja. Dengan menempati posisi yang berbeda-beda, manajer diharapkan lebih memahami organisasi dengan lebih baik. Ketiga, tranfer digunakan untuk menggeser manajer yang tidak berprestasi baik. Atasan barangkali enggan mendemosikan manajer tersebut karena beberapa alasan. Tranfer merupakan alternatif yang dapat digunakan.
Jika karyawna tidak menunjukan prestasi atau malah merugikan organisasi, karyawan tersebut diturunkan jabatanya atau didemosikan. Demosi merupakan tindak pendisiplinan yang cukup berat. Tindakan pendisiplinan dilakukan apabila karyawan melanggar aturan atau berprestasi jelek, dan sebaiknya dilakukan melaui beberapa tahap: peringatan, denda, penonaktifan kerja, tranfer, demosi, memberhentikan pekerjaan. Jika masih tidak berprestasi, yang bersangkutan dapat di “promosi” kan ke jabatan yang nampaknya lebih prestisius, tetapi mempunyai wewenang yang lebih kecil.
Pemberhentian kerja merupakan alternatif terakhir apabila demosi atau tranfer bukan alternatif yang layak. Beberapa organisasi membantu mencari kerja untuk karyawan yang dibehentikan melalui, pelatihan kembali atau menghubungkan dengan biro pencarian kerja. Meskipun nampaknya pemberhentian kerja dapat dilakukan dengan mudah, tetapi dalam praktek pemberhentian kerja akan terkait dengan pihak-pihak luar, misal Departemen Tenaga Kerja, sehingga pemberhentian kerja dalam beberapa situasi harus dikonsultasikan dengan pihak luar. Dalam budaya tertentu, misal jepang dengan mempekerjakan seumur hidup, pemberhentian kerja akan lebih sulit dilakukan. Manajer harus berhati-hati menggunakan alternatif pemberhentian kerja.[13]













BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen sumberdaya menjadi fungsi yang semakin penting karena beberapa alasan seperti kompetisi yang semakin tajam. Proses manajemen sumberdaya manusia dimulai dari perencanaan SDM, penarikan, seleksi, sosialisai, pelatihan dan pengembangan, evaluasi prestasi, promosi, tranfer, demosi serta pemberhentian kerja. Perencanaan tenaga kerja dimulai dengan analisis kebutuhan tenaga kerja saat ini, yaitu menentukan kebutuhan dan penawaran yang ada saat ini. Kemudian penarikan dilakukan. Kemudian pelatihan dan pengembangan dilakukan. Ada dua jenis pelatihan, yaitu on the job training dan off the job training. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Evaluasi prestasi yang formal dan menyeluruh perlu dilakukan sebagai basis promosi dan penggajian. Manajer harus berhati-hati terhadap masalah dalam evaluasi prestasi. Promosi, demosi, tranfer, atau pemberhentian kerja dilakukan sebagai respon terhadap prestasi karyawan.  
3.2. Daftar Pustaka
Ø  Mahmud M. Hanafi, Manejemen,  Yogyakarta: Akademik Manejemen Perusahaan YKPN, 2003
Ø  Richard L. Daft, Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 2006



[1] Richard L. Daft, Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 144.
[2] Mahmud M Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 260.
[3] Ibid: hlm. 145.
[4] Richard L. Daft, Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 149.
[5] Mahmud M Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 262.
[6] Ibid: hlm. 263.
[7] Ibid: hlm. 265.
[8] Ibid: hlm. 267.
[9] Ibid: hlm. 268.
[10] Ibid: hlm. 271.
[11] Ibid: hlm. 272.
[12] Ibid: hlm. 276.
[13] Ibid: hlm. 278.